Sabtu, 28 Mei 2016

SWIMMING STYLES

The most common swimming strokes or styles are the freestyle stroke, the breaststroke, the backstroke and the butterfly stroke. They are well-known because they are used in swimming competitions.

The Freestyle Stroke


The Freestyle Stroke or front crawl is often the preferred stroke of seasoned swimmers. It uses alternating arm movements with an above water recovery. The legs execute a flutter kick.
Freestyle is fast and efficient. In fact it is the fastest of all swimming strokes. That’s why it is used in freestyle competitions and in the swimming leg of triathlons.

Breaststroke


Breaststroke is the most popular swim stroke of all. In breaststroke, both arms execute half-circular arm movements at the same time under water in front of the swimmer. The arm recovery also occurs under water. The legs simultaneously execute a whip kick.

The advantage of breaststroke is that beginners can keep their head above the water. This avoids breathing and orientation issues. More experienced swimmers however submerge their head during the stroke cycle to improve efficiency. Breaststroke is the slowest of the competitive strokes.

Butterfly Stroke



The butterfly stroke stands out among the competitive strokes because of it’s unique and spectacular technique. It uses a symmetrical arm stroke with an above water recovery. It also uses a wave-like body undulation and a dolphin kick.

Butterfly is the second fastest swim stroke after freestyle. It has a reputation of being hard to learn and is quickly exhausting. But once you have mastered it, swimming a few lengths of butterfly can be a lot of fun!

Backstroke



As its name suggests, backstroke is swum on the back. It uses alternating circular arm movements and an above water recovery. The legs execute a flutter kick similar to the one used in freestyle.

Backstroke is faster than breaststroke but slower than butterfly. Physicians often prescribe backstroke swimming to people experiencing back problems because it gives the back an excellent workout.

Pengolahan Sampah Organik dan Sampah Anorganik

      1)      Sampah Organik

      Barang yang sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai apabila dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).

            Jenis-jenis sampah organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik dibagi menjadi : 
1)      Sampah organik basah
Sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi. Contoh : kulit buah dan sisa sayuran.
2)      Sampah organik kering
Bahan organik lain yang kandungan air nya kecil. Contoh : kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

            Prinsip Pengolahan Sampah Organik 
Prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
1)      Mengurangi 
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2)      Menggunakan kembali 
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai.
3)       Mendaur ulang 
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. sudah banyak industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4)    Mengganti 
Gantilah barang-barang yang hanya bias dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.


2) Sampah Anorganik
Sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Sampah jenis ini pada rumah tangga berupa botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Jenis – jenis sampah anorganik
Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas, botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.

Cara mengolah sampah anorganik  
Ada beberapa sampah yang bisa dimanfaatkan:
1)      Sampah kertas
      Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang. Nilai jual sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari sekadar sampah kertas biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan pembuat kerajinan tangan atau bisa juga membuat karya seni yang menghasilkan.
2)      Sampah B3 (limbah berbahaya dan beracun)
     Limbah B3 ternyata bisa dimanfaatkan. Cairan cuci cetak film (fixer) bisa menghasilkan perak murni. Memang diperlukan pengetahuan proses kimia yang memadai karena melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
3)      Sampah kain
      Sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan. Pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan, atau dijual. Sisa kain atau kain perca juga dapat dimanfaatkan menjadi selimut, tutup dispenser, magic jar, dan lainnya.